TEMPO.CO, Jakarta – Empat perusahaan pelabuhan pelat merah berupaya mengembalikan kinerja bongkar muat peti kemas yang sempat terganggu akibat pembatasan di masa awal pandemi Covid-19. Direktur Utama PT Pelindo II (persero), Arif Suhartono, mengatakan hantaman pandemi ke bisnis dermaga tak separah sektor usaha lainnya, namun tetap mengganggu kinerja di paruh awal 2020.
Menurut dia, lesunya aktivitas perekonomian membuat volume bongkar muat di 12 pelabuhan Pelindo II anjlok hingga rata-rata 10-11 persen, terutama selama empat bulan terakhir. “Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, makanya di paruh kedua ini ingin kami pastikan lebih lancar,” ucapnya kepada Tempo di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020.
Arif berkata manajemen sedang mempercepat seluruh rencana digitalisasi fasilitas labuh. Persinggahan kapal di pelabuhan Pelindo II kini diatur dengan inaportnet, portal elektronik yang terintegrasi dengan sistem milik pemerintah. Pengguna jasa bongkar muat pun sudah mulai menggunakan aplikasi e-service yang sudah mencakup layanan registrasi, pemesanan tempat alias booking, tracking barang, pembayaran, serta pengaduan pelanggan.
“Awalnya diterapkan bertahap, tapi kemudian transformasi ke digital lebih cepat saat pandemi karena kontak fisik dikurangi,” tutur dia. Meski belum merinci, Arif membenarkan bahwa perusahaan bernama alias Indonesia Port Corporation (IPC) ini menahan sejumlah rencana ekspansi untuk menjaga keuangan di tengah krisis Covid-19.
Juru bicara PT Pelindo III (persero), Wilis Aji Wiranata, mengatakan, perusahaannya juga harus memulihkan arus peti kemas yang turun 3 persen secara year on year, pada semester I 2020. Kunjungan kapal ke 17 pelabuhan Pelindo III juga tercatat lebih rendah 5 persen dari realisasi tahun lalu.